Kamu boleh bermimpi apapun yang kamu mau. Asalkan kamu tidak boleh
bersedih ketika impian yang kau inginkan tak sesuai dengan harapan. Percayalah
apapun yang terjadi adalah cara Tuhan mengarahkanmu pada kehidupan yang lebih
baik. Hey bung, kertas putihmu masih banyak kan? Oke, sekarang angkat kepalamu
dan tulis impian barumu! J
Inilah aku, seorang gadis biasa yang memiliki cita-cita yang sepertinya
sulit untuk aku gapai mengingat siapa diriku sekarang. Aku masih teringat betul,
waktu itu aku menuliskan sederet mimpi-mimpiku pada sebuah kertas kecil yang
aku lipat menjadi sebuah pesawat. Aku berkata dalam hati “Wahai pesawat, bawalah
segala mimpi-mimpiku terbang ke tempat yang sangat tinggi. Tenang saja, aku
akan meraihnya!” lalu aku menerbangkan pesawat itu dengan perasaan senang dan
penuh semangat. Aku selalu yakin bahwa salah satu mimpi yang aku terbangkan itu
akan menjadi sebuah kenyataan.
Seiring berjalannya waktu, keyakinan itu terus bertambah dan tertanam
dalam hatiku. Hingga sampai pada titik yang membuatku merasa “Inilah jalanku!
Inilah impianku! Inilah cita-cita yang kuterbangkan tinggi dilangit. Dan kini
aku benar-benar meraihnya!”. Namun sebuah titik yang kupercaya bahwa aku telah
berhasil meraihnya ternyata hanyalah bayangan semu. Dia hanyalah sebuah titik.
Titik yang tak pernah menjadi sebuah garis panjang yang kuidamkan. Titik yang
nyatanya tak bisa kupegang. Entahlah mengapa titik itu mengkhianatiku, em bukan
bukan. Bukan titik yang mengkhianatiku namun diriku sendiri. Aku lah penyebab
semuanya sirna. Aku lah penyebab utama dari semuanya!
Aku yang bodoh. Aku yang gegabah. Aku yang ceroboh. Aku yang labil. Aku
yang tak mempercayai diri sendiri. Aku yang membiarkan impian itu berubah
menjadi sebuah omong kosong! Jujur saja, kala itu aku tak memahami siapa diriku
sebenarnya. Disisi lain aku sangat bahagia melihat impianku telah berada pada
genggaman yang kuat. Namun disisi lain aku merasa sedih. Aku tak yakin betul
apa yang membuatku merasa sedih. Hanya saja perasaanku tidak enak kala itu. Ya,
aku memang bodoh. Hanya karena perasaan yang tidak enak, dengan mudahnya aku
melepaskan keinginan itu dari genggamanku tanpa berpikir secara logis.
Namun kini, aku adalah aku. Aku yang telah memilih melepaskan salah
satu impian dari pesawatku. Dan memilih jalan lain yang belum pernah aku lalui
sebelumnya. Kini aku adalah aku yang telah nyaman menjadi diriku yang sekarang.
Takkan lagi ku sesali apa yang telah kulepas. Bukankah hidup akan terus berjalan?
Apapun yang kita lepaskan pada masa lalu itulah kunci penentu masa depan. Jadi,
yang perlu aku lakukan ialah tidak lagi meratapi impian yang telah kulepas
namun berbuat yang terbaik atas pilihan yang kugenggam saat ini. Tetaplah
berevolusi dalam kebaikan walau impian telah mengkhianatimu. –Rizmufa-
2 komentar:
Semangaaaat! You know what you do. :D
Semangat mboks :D
Posting Komentar